Popular
-
Daftar Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur Periode 2014-2019 H. Joha Fajal, SE., MM Luther Kapua...
-
Salam Sejahtera rekan-rekan... Postingan kali ini sengaja saya siapkan dengan judul Pra Pilkada di Empat Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat....
-
Kopi Paste, Majelis Rendah Jepang meluluskan rancangan undang-undang (RUU) yang mengatur larangan penyebaran gambar porno mantan pacar, term...
-
DAFTAR BAKAL CALON ANGGOTA LEGISLATIF DPR RI DAERAH PEMILIHAN SULAWESI SELATAN 2 PARTAI NASDEM AKBAR FAIZAL H.M. MALKAN AMIN ANDI ICE FANDRI...
-
Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Boni Hargens, mengatakan, penetapan Komisaris Jenderal Polisi Budi Gunawan sebagai tersangka ju...
-
Daftar Isi Caleg Kalbar 2014 Blog's (Silakan dipilih daerah pemilihan yang anda ingin lihat calon legislatifnya) CALEG DPR RI CALEG DPD ...
-
Anggota Panitia Kerja Rancangan Undang-Undang Desa (Panja RUU Desa) Bachruddin Nasori menyatakan dengan ditetapkannya RUU Desa menjadi UU, m...
-
DAFTAR BAKAL CALON ANGGOTA LEGISLATIF DPR RI DAERAH PEMILIHAN RIAU 1 PARTAI NASDEM DRS. H. ZULKIFLI, AS. M.Si DRS. H. NORMANSYAH ABDUL WAHAB...
-
Daftar Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan Periode 2014-2019 H. Irwan Djafar, SE Rudiant Lallo, S...
Label
- #CalegKubuRaya
- #CatatanPengander
- #KonsepDesa
- #ParlemenAceh
- #ParlemenBabel
- #ParlemenBali
- #ParlemenJambi
- #ProfilNegara
- #Thailand
- #Vatikan
- Anonymous
- Artikel Admin
- Asal Usul
- Dapil
- DPD RI
- DPR RI
- DPRD Kabupaten
- DPRD Kota
- DPRD Provinsi
- DPRD Provinsi 2014
- Kaleidoskop 2014
- Kliping Artikel
- Kopas
- Luar Negeri
- ParlemenSumut2014
- PilkadaKalbar
JurnalSospol. Diberdayakan oleh Blogger.
Jumat, 28 Februari 2014
Senin, 24 Februari 2014
Sabtu, 15 Februari 2014
Menanti Sabda Gunung Kelud
Mengapa bunga harus layu?
setelah kumbang dapatkan madu,
mengapa kumbang harus ingkar?
setelah bunga tak lagi mekar”.
(Bunga-Bunga Kumbang-Kumbang - album Iwan Fals Ethiopia 1986)
Pemilu tinggal beberapa saat lagi. Rakyat akan menentukan siapa yang menjadi pemimpinnya selama 5 tahun. Berbagai cara mulai dilakukan untuk menarik simpati. Saling sikut dan kritik, juga hingga puja-puji – layaknya doa pada Tuhan – mulai terdengar di sana-sini. Atmosfer politik kian memanas. Tensi meningkat.
Bersamaan dengan itu, alam pun tak mau kompromi. Gunung Kelud memuntahkan isi perutnya. Jutaan kubik material diseburkan ke udara. Sebagian langit Jawa nampak pucat dalam sekejap. Debu bertebaran sejauh tiupan angin. Sawah dan ladang tertutup abu. Ribuan orang meninggalkan kampung.
Sedikit bernostalgia.
Gunung Kelud punya sejarah yang menarik. Meskipun gunung ini kalah populer dibanding Merapi – yang memunculkan Mbah Maridjan sebagai juru kunci – ia punya pertanda tersendiri bagi negeri ini. Mungkin ini konyol: menghubungkan bencana dan politik. Tapi bisa juga alam sementara menyiapkan Indonesia menyambut pemimpin yang baru. Itupun kalo kita setuju bahwa alam dan manusia memiliki bahasa sendiri dalam berkomunikasi.
Apa pasalnya?
Sejarah mencatat: dua pemimpin besar lahir beriringan dengan letusan yang memiliki tipe stratovulkan itu. Pertama adalah Hayam Wuruk pada tahun 1334. Raja keempat kerajaan Majapahit itu lahir setelah letusan Gunung Kelud. Kedua adalah Soekarno, yang lahir 2 minggu setelah letusan Gunung Kelud pada tahun 1901.
Kini setelah meletus tepat pada tahun politik, mungkinkan ia mengawalinya lahirnya seorang pemimpin yang baru? Sudah pasti: iya. Pemimpin Indonesia yang baru akan dilahirkan oleh masyarakat beberapa saat lagi. Hanya saja, boleh ditanya apakah pemimpin yang lahir itu punya keistimewaan seperti Hayam Wuruk dan Soekarno.
Hayam Wuruk lahir dari pasangan Tribhuwana Tunggadewi dan Sri Kertawardhana. Pada usianya yang ketujuhbelas tahun, Hayam Wuruk diangkat menjadi raja Majapahit yang keempat. Dibawah kepemimpinan Hayam Wuruk, Majapahit adalah kerajaan yang tangguh. Hampir seisi nusantara pernah ia taklukan dengan seorang Patih yang perkasa: Gadjah Mada. Kekuasaannya luas.
Tak hanya kekuatan perang, kepemimpinan Hayam Wuruk juga menghasilkan dua karya intelektual: kitab Kakawin Sutasoma (yang memuat semboyan Bhinneka Tunggal Ika tan Hana Dharma Mangrwa) ditulis oleh Mpu Tantular dan Kitab Nagarakretagama ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365. Singkatnya, Majapahit memperoleh masa kejayaannya pada masa kepemimpinan Hayam Wuruk.
Lain lagi dengan Soekarno. Soekarno dilahirkan oleh pasangan Radeon Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai pada tanggal 6 Juni 1901 di Surabaya. Sarjana teknik sipil lulusan Technische Hoogeshool te Bandoeng (sekarang ITB) ini kelak tumbuh dan menjadi seorang pemimpin besar. Tak usah panjang lebar mengurai jejak Soekarno. Toh, entah berapa banyak buku yang telah ditulis tentang sosok revolusioner itu. Gagasan dan pemikirannya masih diperbincangkan hingga kini, lengkap dengan kontroversi yang menyertainya. Sampai sekarang, Indonesia belum lagi memiliki pemimpin sekelas Soekarno; meskipun dulu SBY sempat dielu-elukan sebagai titisan Soekarno. Indonesia dibawah kepemimpinan Soekarno dan wakilnya, Hatta, berhasil memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Sebuah capaian yang tidak lagi mungkin bisa dicapai oleh pemimpin saat ini. Indonesia dalam masa kepemimpinan Soekarno juga adalah sebuah negara yang disegani.
Soekarno punya segudang pemikiran brilian yang mengantarnya memperoleh berbagai gelar akademik dari berbagai universitas di dalam maupun luar negeri. Buku-buku dan kumpulan pidatonya terus dibaca generasi sekarang. Marhaenisme adalah ideologi hasil pemikiran Soekarno yang menjadi dasar bagi organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Tengoklah, setelah Soekarno, tak ada lagi pemikir Indonesia dengan gagasan sebesar itu. Abaikan alasan bahwa twitter hanya sanggup menampung 140 karakter setiap kicauan. Sedangkan google bisa merekomendasikan 10 pilihan setiap mengetik 1 kata kunci. Jelasnya, Soeakarno adalah icon pemimpin yang punya kharisma dan gagasan besar.
Kini setelah gunung Kelud kembali meletus, akankah Indonesia punya harapan – meskipun terkesan mistis – untuk memiliki pemimpinan sekelas Hayam Wuruk atau Soekarno? Ini bukan soal romantisme sejarah atau politisasi musibah. Hanya sedikit berandai-andai: andai sejarah bisa terulang. Tak ada salahnya, jika itu tentang harapan akan masa depan bangsa. Sebuah bangsa yang kaya akan budaya dan kekayaan alam.
Tapi asa tetap harus terus dipupuk: bahwa kelak Gunung Kelud akan melahirkan pemimpin Indonesia yang besar. Pemimpin yang tak hanya pandai menjual citra. Tak hanya pandai beriklan. Bukan pemimpin yang ingkar setelah kuasa jadi milik; setelah madu usai terhisap. Tapi pemimpin yang punya gagasan besar untuk Indonesia yang kaya. Kapan persisnya..? Tanyakan pada rumput yang bergoyang, lirih Ebit G. Ade.
Pilihan memang tetap harus dibuat. “The future depends on what you do today, kata Mahatma Gandhi.
dicopy paste dan diedit sedikit dari : Sumber
Kamis, 06 Februari 2014
Pengaruh Facebook dalam Kancah Politik dan Demokrasi di Indonesia
Saat ini, dunia internet, dunia media sosial tidak sekedar candu. Platform terbesar yakni facebook sudah merasuki kehidupan nyata kita. Dunia internet pun telah menjadi sarana berbagai hal. Soal seks, penipuan, bahkan syiar agama, serta macam tabiat negatif maupun positif ada di sana.
Dimanapun teradiasi (gelombang) internet, disana penghuninya hampir punya akun facebook. Tidak hanya tokoh politik bahkan bang becak, mbok jamu sepanjang punya ponsel (hp) sudah bisa ngintip dan ber-cas cis cus. Data teranyar, di Indonesia ponsel adalah perangkat mayoritas pengguna facebook (28 juta orang setiap hari).
Facebookers Indonesia
Data pengguna yang dirilis pada tanggal 20 September 2013 oleh Webershandwick, di Indonesia terdapat sekitar 65 juta pengguna Facebook aktif, 33 juta pengguna aktif per harinya, 55 juta pengguna aktif yang memakai perangkat mobile dalam pengaksesannya per bulan dan sekitar 28 juta pengguna aktif yang memakai perangkat mobile per harinya.
Oleh SocialBakers, pengguna facebook di Indonesia didominasi oleh mereka-mereka yang berumur antara 18-24 tahun di posisi pertama dan 25-34 tahun di urutan kedua. Sedangkan dari jenis kelaminnya, pengguna facebook di Indonesia didominasi oleh pria dengan persentase sebesar 59 persen, sisanya adalah wanita.
Facebook sendiri saat ini memiliki 1,15 miliar pengguna di seluruh dunia. Pengguna aktif harian facebook secara global per Juni 2013 lalu mencapai 699 juta orang. Lima negara dengan pengguna terbanyak berasal dari Amerika Serikat, Brasil, India, Indonesia, dan Meksiko.
Soal Politik Pemilu 2014
Penggunaan socmed secara tepat untuk pemberdayaan orang (people) adalah bersifat viral (menyebar tak terkendali).
Viral movement adalah sesuatu yang akan menjadi trend baru pergerakan, dan pula sudah mencobanya untuk terus mengaplikasikan hal ini perlahan sejak tahun 2008. Melakukan pendidikan politik dan partisipasi publik dalam politik pra dan pasca pemilu via blog, friendster, tagged, fb, dll.
Bagaimana Obama menjadi US-1, bagaimana Khadafi tersungkur, Mubarok terguling, dst adalah diawali dengan viral movement. Gerakan ini nyata.
Di Indonesia, facebook, twitter, dll baru sebatas tempat mengeluh dan menghujat semata, belum kuat persepsi pergerakannya. Pernah momentum perlawanan akan “Kriminalisasi Bibit-Chandra” serta dilambungkan oleh media mainstream, sehingga mencapai sejutaan facebooker. Demikian di tahun lalu (pilkada DKI) Jokowi-Ahok (by fb, tw, youtube, gamol, dsb) ikut melambung.
Intinya, media mainstream harus turut serta mengkatalisasikan setiap gerakan online.
ORDE 2014 by Viral
Dengan jumlah pengguna yang sudah signifikan. Para onliners sudah bisa aplikasikan pergantian rezim menuju Indonesia Baru; Indonesia yang dicita-citakan, Indonesia sesungguhnya atau sebutan sesuka lainnya.
Rezim itu terdiri atas trias politika, tidak bisa sepihak, harus ketiganya berubah. Malaikat pun yang menjadi Presiden apabila Parlemen dikuasai mayoritas setan, pasti kewalahan. Selanjutnya Presiden bersama Parlemen yang baik akan menentukan dan mengangkat Pejabat Yudikatif yang baik pula.
Kekuasaan yang memperbaiki keadaan negara, kondisi rakyat, usir/berantas penjajah (koruptor) untuk memulihkan Indonesia menjadi penting di 2014. Orde Pemulihan ini dibentuk oleh rakyat pemilih di Pileg (9 April 2014) dan Pilpres (9 Juli 2014) secara bersama-sama.
Viral movement disini bagaimana menyadarkan pemilih tentang harapan pemulihan itu masih ada. Mujizat itu datang dari diri para pemilih. Karena Tuhan sudah wakilkan suaranya di-TPS kepada para pemilih (vox populi-dei).
Presiden Plus Menjadi Solusi Bangsa
Saat ini sudah jelas, bila Megawati berkenan sebagai penyambung lidah rakyat, maka “siapapun capresnya jokowi presidennya” (hasil setiap survey).
Siapapun Presiden dan Wakil Presiden yang dikehendaki rakyat harus dipartnerkan dengan parlemen yang dikehendaki pula. Fenomena jokowi atau jokowi model harus diterapkan di Pileg 9 April 2014. Mari kita tentukan dan saring, 6.600-an caleg parpol menjadi 1.500-an caleg rakyat.
Listing nama mereka dan suguhkan kepada pemilih. Siapapun 560 yang terpilih adalah mayoritas berasal dari caleg rakyat. Atau angka moderatnya, senayan berisi 70% caleg rakyat dan 30% caleg (patron-oligarki-dinasti) parpol. Siapakah caleg rakyat? mari kita testimonikan.
Group Facebook 77 Akun Dapil
Seluruh dapil DPR Pusat berjumlah 77 berbasis kewilayahan (distrik). Pemilu 2014 mensyaratkan 3,5 PT mutlak. Artinya parpol yang tak mampu minimal meraih suara nasional 3,9 juta pemilih atau 3,5% PT, otomatis non sit alias tak berkursi di Senayan-Jakarta.
Tips, memilih Caleg DPR Pusat adalah kenali parpolnya (itu yang pertama) baru kemudian tentukan calegnya. Ini mutlak, agar suara tidak terbuang percuma. ‘Caleg Tidak Potensial’ jangan dipilih, artinya sosok maupun potensi caleg bagus namun parpolnya berpotensi gagal 3,5% PT. Apa boleh buat.
Asli di Kopi Paste secara bulat dan penuh keyakinan dari website yang bersumber di sini
Teknologi Permudah Pemilih Pemula Kenali Calon Pemimpin
Pemilih pemula saat ini diprediksi akan lebih kritis daripada pemilu tahun depan. Adanya perkembangan teknologi, mempermudah mereka untuk mengetahui kandidat anggota DPR maupun presiden yang sesuai.
"Anak-anak muda ketika akan memilih calon presiden maupun calon legislatif akan melakukan diskusi dengan teman sebayanya, jadi tidak apatis," ujar Direktur Eksekutif Matriks Indonesia Agus Sudibyo, di acara Sosialisasi Pemilu yang diadakan oleh Kementerian Komunikasi, Jakarta, Rabu (11/12).
Menurutnya, adanya perkembangan teknologi saat ini berpotensi mendukung sikap kritis para kawula muda yang ingin mengetahui calon pemimpin mereka kelak. Sehingga sesuai dengan harapan mereka dalam memimpin bangsa. "Dengan ikutnya kaum muda dalam pesta demokrasi tahun depan, dapat membuat penyelenggaraan negara menjadi lebih baik daripada sebelumnya," katanya.
Adanya perkembangan teknologi, ia optimis pemilih golongan putih (golput) tidak akan sebesar pemilu tahun lalu. "Pemilih pemula aktif menggunakan teknologi, supaya tidak ada golput lagi dalam pemilu tahun depan," ucapnya.
Menanggapi hal itu, Komisioner KPU DKI Jakarta Dahlia Umar mengakui perkembangan teknologi dapat menjadi jembatan untuk mengenal para calon pemimpin maupun legislatif. "Melalui teknologi yang berkembang untuk mengetahui profil caleg maupun capres, melalui email pribadi caleg terkait atau kontak dengan mereka," katanya.
Dahlia menilai kawula muda harus berperan aktif mengetahui perserta pemilu tahun depan demi mewujudkan pemimpin yang sesuai dengan aspirasi mereka. "Pemuda harus mengetahui partai-partai yang ikut dalam pesta demokrasi tahun depan. Dengan cara aktif mencari tahu para kandidat melalui teknologi yang berkembang," pungkasnya.
Selasa, 28 Januari 2014
Perempuan Dan Partai Politik

Apa yang perlu disiapkan caleg-caleg perempuan? Airin Rachmi Diany, Wali Kota Tangerang Selatan, menyatakan “Gali ilmu, gali potensi kita dan belajar hal-hal yang positif dari para pendahulu seperti mantan Presiden Indonesia Megawati Sokarnoputri , atau mantan Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher. Namun, soal kesiapan perempuan calon legislatif tidak bisa lepas dari partai masing-masing, yaitu banyak partai yang tidak mampu mengisi kuota perempuan. Bukan berarti tidak ada calon, melainkan tidak adanya kaderisasi pengurus perempuan, dan budaya politik patriarki di Indonesia bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilawan. Regulasi sudah bagus, tetapi tanpa dukungan budaya dan persepsi masyarakat, regulasi ini tidak terlalu banyak mendorong jumlah keterwakilan perempuan. Siasat partai bahkan untuk mengisi kuota ini sangat mengecewakan, yaitu dengan mengambil caleg perempuan yang sudah populer seperti artis atau perempuan pengusaha. Suatu tindakan pragmatis yang justru mengabaikan keseriusan proses politik. Atau perempuan yang tidak populer hanya dijadikan sebagai pemanis, tidak sungguh-sunggu menempatkan mereka di wilayah strategis. Ini terlihat dari penempatan perempuan di nomor urut sepatu (paling belakang) atau di daerah pemilihan yang “gersang” yang wilayah tersebut justru menolak kehadiran caleg perempuan. Selain itu, KPU malah membolehkan tingkat provinsi dan kabupaten/kota untuk memberikan alasan bila tidak terpenuhi ketentuan 30% persen perempuan. Bahkan, partai politik melepas tangan caleg-caleg perempuan, dengan segala keterbatasannya harus bertarung dan berebut suara dengan caleg laki-laki dalam sistem pemilu proporsional terbuka. Dari proses tersebut, kita dapat melihat hasilnya, sedikit yang duduk di parlemen, dan kalaupun ada, mereka jarang berpartisipasi aktif dalam tugas legislasi, anggaran, dan pengawasan.
Ketua Bidang Otonomi Daerah Partai NasDem Siti Nurbaya, dalam sebuah wawancara menjawab tentang apa persoalan dan apa yang perlu disiapkan untuk menguatkan kapasitas perempuan di partai. Ia melakukan perbandingan dengan Argentina, Partai Peronis menyiapkan kuota perempuan butuh belasan tahun, dan dalam prosesnya mereka menyiapkan peningkatan kualitas perempuan. Di sini menurutnya terlalu instan sehingga perempuan hanya dijadikan komoditas untuk memenuhi syarat kualifikasi partai. Padahal ada kenyataan bahwa partai politik kurang membuka diri dan memberikan kesempatan. Di negara Swedia, Norwegia, Belanda dan Selandia Baru, parpol mempersiapkan kader perempuan dengan baik sehingga kuota perempuan mereka berhasil sekali. Menjawab masalah minimnya perempuan memenuhi kuota dalam partai, Siti Nurbaya mengatakan bahwa harus diiringi dengan pendidikan, pelatihan dan kesadaran politik untuk meningkatkan kualitas dan kepercayaan diri perempuan. Tentu percuma bila ini dilakukan tanpa ada kemauan parpol untuk memberikan peluang besar kepada perempuan untuk bersaing. Siti juga menjelaskan bahwa saat ini memang banyak perempuan di parlemen yang terseret kasus korupsi. Padahal kehadiran mereka dibutuhkan untuk mengatasi persoalan-persoalan dasar kehidupan masyarakat yang ditopang perempuan. Bahwa terdapat data dari Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Anak yang menyebutkan bahwa kesempatan kerja perempuan masih 58% dibandingkan laki-laki 84%. SSekretaris Jendral Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan, Abdul Halim, menyambung masalah ini bahwa terjadi pengabaian terhadap perempuan pekerja. Misalnya pekerjaan nelayan masih diorientasikan sebagai laki-laki, padahal banyak nelayan perempuan dan malah cenderung meningkat.
Fakta lainnya seperti yang disebut Food and Agriculture Oranization (FAO) pada tahun 2008, justru perempuan yang menghidupkan sektor perikanan di Indonesia yang mencapai 2,3 juta orang. Perempuan Indonesia banyak yang bertanggung jawab dalam produksi pangan, baik petani maupun nelayan, tetapi akses mereka masih terbatas terhadap sumber produksi seperti air, lahan, sarana produksi pertanian atau perikanan, dan sulit mengakses pasar, dan sering terlupakan dalam program bantuan dan kredit perbankan. Bukan hanya itu, Linda Amalia Sari Gumelar, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyatakan bahwa perempuan banyak bekerja di sektor informal yang umumnya tidak tercatat. Padahal peran mereka mencapai 70% untuk usaha mikro dan kecil. Bahkan dari sisi tenaga kerja Indonesia, 70% lebih perempuan telah mengirimkan devisa bagi Indonesia atau uang bagi kehidupan keluarganya mencapai US$5,7 miliar. Angka ini tentu menjadi menguatkan mengapa keterwakilan perempuan di politik sangat penting untuk memperhatikan masyarakat perempuan di Indonesia yang banyak memberikan kontribusi untuk negara.
Jumat, 24 Januari 2014
Kampung Caleg
Artikel ini merupakan sebuah hipotesis dari komentar dan saran yang disampaikan oleh seorang teman di warung kopi pada Kolom Komentar di social media.
Lepas Isya, di hari kamis yang lalu saya pergi ke sui raya, tempat calon “orang rumah”. Melewati simpang tiga Kodam di Ayani 2, Kabupaten Kubu Raya, tampak area tersebut sudah bersih dari Alat Peraga Kampanye Calon Legislatif. Tak ada lagi banner dan bendera partai politik yang berkibar, sepertinya alat Negara bernama Satpol PP, Dinas Kebersihan, Panwaslu dan KPU sudah bekerja keras untuk membersihkan area tersebut. Bahkan sisa-sisa Tali dan kayu yang dipergunakan untuk membuat banner tersebut kokoh juga sudah tak ada lagi yang tertinggal. Jika seperti ini pola yang dilakukan oleh alat-alat pemerintah dalam membersihkan “sesuatu” saya sarankan kerja seperti ini dipraktekan dalam upaya pembersihan daerah agar meraih Penghargaan Adipura.
Sepulangnya saya menuliskan sepotong kalimat di media social yang saya miliki. Simpel saja, gak panjang-panjang, hanya sebuah kalimat tentang “pembersihan” atribut. Tak lama berselang, seorang Teman yang akrab saya panggil kang yan (nama lengkapnya R.M. Husniansyah) memberikan Komentar dan ide tentang Kampung Caleg. What is it?
Setelah melakukan diskusi di Warkop akhirnya ketemulah maksud dan tujuan dari Ide tentang Kampung Caleg. Kalau dalam notulensi yang saya catat, terbersit pengertian bahwa Kampung Caleg merupakan sebuah area khusus yang disediakan oleh KPU di semua tingkatan. Mulai dari Desa/Kelurahan, Kecamatan dan Kota / Kabupaten yang memberikan keleluasaan bagi semua peserta pemilu untuk memasang atribut, menggelar acara dan memberikan pendidikan-pendidikan Politik dengan konsep terpadu dan terlokalisir. Kampung Caleg dapat ditempatkan di Lapangan SepakBola, Stadion Olah Raga maupun tempat-tempat terbuka lainnya yang dapat diakses oleh semua pihak. Disana dapat ditemui berbagai macam alat peraga kampanye, mulai dari stiker, kartu nama, buku-buku dan berbagai macam atribut yang disediakan oleh Peserta Pemilu untuk menarik minat para pengunjung sekaligus calon pemilih. Kalo perlu setiap akhir pekan juga disediakan senam massal, bazaar murah, sembako murah dan lain sebagainya untuk memberikan masyarakat alternative dalam menentukan pilihan. Selain itu Kampung Caleg juga dilengkapi dengan para SPG yang menawarkan Program-Program dari Peserta Pemilu, selain itu ada hiburan rakyat yang dilakukan setiap hari, pementasan music, drama, seni teater, seni lukis dan berbagai macam hiburan dan fasilitas yang disediakan dan lagi-lagi semuanya untuk mencari simpati serta dukungan masyarakat pemilih agar bersedia mendukung, merestui dan MENCOBLOS Calon Legislatif pilihan hati nuraninya.
Kampung Caleg ini dibuka pada setiap tingkatan wilayah pemerintahan, dibuka pada setiap desa, kecamatan dan Kota/Kabupaten. Bagi para pemilih pemula tentu dengan keberadaan kampong caleg dapat membantu pemahaman mereka terhadap proses demokrasi yang ada di Indonesia, tak lupa juga disana ada pameran tentang demokrasi dan galeri foto-foto hasil jepretan para fotografer.
Gagasan Kampung Caleg ini tentu menjadi sebuah tawaran menarik agar tidak ditemukan lagi atribut-atribut yang dipasang disembarang tempat. Dan kesempatan untuk para caleg pemula dalam mendulang suara juga terbuka secara luas, karena setiap caleg mendapatkan tempat yang sama, ruang sama dan waktu yang sama untuk memperkenalkan serta menawarkan potensi dirinya sebagai calon legislative.
Tapi ini hanya gagasan saja, diskusi warung kopi yang tidak lagi disusupi kata Mohon Doa Restu dan Mohon Dukungannya.
Pontianak, Seminggu Menjelang Tahun Kuda, dalam diskusi dibawah lampion-lampion khatulistiwa.
Bung Fajrin
Langganan:
Postingan (Atom)
Populer
-
Perilaku Seksual Masyarakat Kita Makin Aneh Biarlah Jadul Asal Selamat! Bangsa ini makin mengerikan saja dalam hal seksual,ya. Macam-macam ...
-
Daftar Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur Periode 2014-2019 H. Joha Fajal, SE., MM Luther Kapua...
-
Daftar Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera Utara Periode 2014-2019 Sarbon Tua Limbong H. Hand...
-
Daftar Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bontang Provinsi Kalimantan Timur Periode 2014-2019 Bakhtiar Wakkang, SE Bilher Hutahaean...
-
Daftar Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan Periode 2014-2019 A. Rilman Abdullah Muhammad Asr...
-
Daftar Nama Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Maluku Utara
-
Daftar Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumatera Selatan Periode 2014-2019 Windya Alhadipuro, SE Pulung...
-
Daftar Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Katingan Provinsi Kalimantan Tengah Periode 2014-2019 Realita, S.Pd Eterly D Penyang...
-
Daftar Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sukamara Provinsi Kalimantan Tengah Periode 2014-2019 Eddy Alrusdani, SE Daman Huri ...
-
Daftar Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tojo Una-Una Provinsi Sulawesi Tengah Periode 2014-2019 Gusnar A. Suleman, SE Makmur...
Weekly
-
Daftar Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur Periode 2014-2019 H. Joha Fajal, SE., MM Luther Kapua...
-
Salam Sejahtera rekan-rekan... Postingan kali ini sengaja saya siapkan dengan judul Pra Pilkada di Empat Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat....
-
Kopi Paste, Majelis Rendah Jepang meluluskan rancangan undang-undang (RUU) yang mengatur larangan penyebaran gambar porno mantan pacar, term...
-
DAFTAR BAKAL CALON ANGGOTA LEGISLATIF DPR RI DAERAH PEMILIHAN SULAWESI SELATAN 2 PARTAI NASDEM AKBAR FAIZAL H.M. MALKAN AMIN ANDI ICE FANDRI...
-
Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Boni Hargens, mengatakan, penetapan Komisaris Jenderal Polisi Budi Gunawan sebagai tersangka ju...
-
Daftar Isi Caleg Kalbar 2014 Blog's (Silakan dipilih daerah pemilihan yang anda ingin lihat calon legislatifnya) CALEG DPR RI CALEG DPD ...
-
Anggota Panitia Kerja Rancangan Undang-Undang Desa (Panja RUU Desa) Bachruddin Nasori menyatakan dengan ditetapkannya RUU Desa menjadi UU, m...
-
DAFTAR BAKAL CALON ANGGOTA LEGISLATIF DPR RI DAERAH PEMILIHAN RIAU 1 PARTAI NASDEM DRS. H. ZULKIFLI, AS. M.Si DRS. H. NORMANSYAH ABDUL WAHAB...
-
Daftar Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan Periode 2014-2019 H. Irwan Djafar, SE Rudiant Lallo, S...
Comment
Categories
- #CalegKubuRaya
- #CatatanPengander
- #KonsepDesa
- #ParlemenAceh
- #ParlemenBabel
- #ParlemenBali
- #ParlemenJambi
- #ProfilNegara
- #Thailand
- #Vatikan
- Anonymous
- Artikel Admin
- Asal Usul
- Dapil
- DPD RI
- DPR RI
- DPRD Kabupaten
- DPRD Kota
- DPRD Provinsi
- DPRD Provinsi 2014
- Kaleidoskop 2014
- Kliping Artikel
- Kopas
- Luar Negeri
- ParlemenSumut2014
- PilkadaKalbar