Minggu, 25 Januari 2015

Peribahasa Indonesia Aksara J-1

Jalan di tepi-tepi, benang arang orang jangan dipijak.

Hendaklah selalu bersopan santun (bila merantau ke negeri orang).

Jangan bagai orang berjudi: menang mua, alah hendak berbela.

Membuat pekerjaan yang sudah ada celanya, niscaya merugikan

semata-mata. (mua = melampau.)

Jangan bercermin di air keruh.

Jangan mengikut tauladan (teladan) yang buruk.

Jangan berebutkan tembikar pecah.

Janganlah berkelahi karena memperebutkan sesuatu yang tidak ada gunanya.

Jangan berkemudi di haluan.

Jangan terlalu sangat mengikut kata isteri.

Jangan bersandar di batang rengas.

Tidak usah mencari perlindungan pada orang besar yang jahat.

Jangan bersandar di punggur.

Tidak ada faedahnya mencari perlindungan pada orang yang sudah tidak

ada lagi kekuasaannya.

Jangan bijak terpijak, biarlah bodoh bersuluh.

Orang yang menyangka dirinya bijak selalu mendapat kehinaan; tetapi

orang bodoh yang suka bertanya selalu beroleh kejayaan.

Jangan buat kerbau tanduk panjang.

Jangan ikut campur dalam urusan orang lain.

Jangan diajar orang tua makan dadih.

Tidak usah diajar orang yang sudah tahu. (dadih = air susu kerbau yang

dikentalkan.)

Jangan diajar orang tua makan kerak.

Tidak usah diajar orang yang sudah tahu.

Jangan dicatuk dengan yang tajam, dicencang dengan yang majal.

Menasihati seseorang hendaklah dengan sabar dan berulang-ulang.

Jangan difikirkan air pasang saja.

Janganlah mengharapkan nasib yang baik sentiasa.

Jangan difikirkan bengkok tebu itu bengkok pula manisnya.

Nasihat yang baik tidak memandang orang yang mengatakannya.

Jangan difikirkan kalau tebu itu bengkok, manisnya itu pun bengkok juga.

Nasihat yang baik tidak memandang orang yang mengatakannya.

Jangan diperlelarkan timba ke perigi, kalau tak putus genting.

Perbuatan yang jahat jangan dibiasakan.

Share this

0 Comment to "Peribahasa Indonesia Aksara J-1"

Posting Komentar